Love Scamming: Ketika Romansa Cinta Berubah Menjadi Bencana

Oleh: Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., M.MSI.

Batam sedang menjadi sorotan media nasional terkait kejahatan siber Love Scamming. Baru-baru ini puluhan pelaku love scamming asal China tertangkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau (Kepri) di Pulau Kasu dan Pulau Bontong.

Love scamming adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik penipuan; pelaku berpura-pura jatuh cinta atau menciptakan hubungan romantis palsu dengan korbannya. Tujuan utama dari penipuan ini adalah untuk mendapatkan uang, informasi pribadi, atau bahkan menciptakan situasi di mana korban terlibat dalam kegiatan ilegal tanpa sadar.

Cara kerja love scamming umumnya dimulai dengan pembuatan identitas palsu. Pelaku sering kali menciptakan identitas palsu, termasuk nama, foto, dan cerita kehidupan palsu. Mereka dapat menggunakan profil palsu di situs web kencan atau media sosial untuk menarik perhatian korban potensial.

Setelah mereka berhasil menarik perhatian korban, pelaku love scamming akan memulai hubungan romantis palsu. Mereka akan mengirim pesan manis, mengungkapkan perasaan cinta, dan menciptakan ikatan emosional dengan korban.

Setelah mendapatkan kepercayaan korban, pelaku akan mulai mengajukan permintaan keuangan. Mereka dapat berpura-pura menghadapi situasi darurat, masalah medis, atau masalah keuangan yang mendesak untuk mendapatkan uang dari korban. Pelaku juga akan mempermainkan emosi korban dengan berbagai cara, seperti mengancam akan bunuh diri jika korban tidak memberikan uang atau informasi yang diminta.

Pelaku biasanya akan menghindari pertemuan tatap muka dengan alasan tertentu, seperti berada di luar negeri atau memiliki jadwal yang sangat sibuk.

Selain tipologi di atas, terkadang pelaku juga akan memperdaya korban dengan VCS (video call sex) sampai korban terpancing untuk merespon, dan menuruti kemauan pelaku. Korban tidak menyadari bahwa aktivitas VCS nya telah direkam oleh pelaku untuk kemudian rekaman tersebut digunakan sebagai “senjata” ancaman untuk memeras korban.

Bagaimana melindungi diri agar tidak menjadi korban dari kejahatan love scamming? Pertama, selalu verifikasi identitas seseorang yang Anda temui secara online.

Waspadai tanda-tanda identitas palsu, seperti profil dengan foto-foto yang terlihat terlalu sempurna atau tidak realistis. Kedua, hindari memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada seseorang yang Anda baru kenal secara online.

Jangan memberikan nomor kartu kredit atau detail pribadi lainnya kepada mereka. Jika seseorang yang Anda kenal secara online tersebut meminta uang atau bantuan keuangan, waspadai dan pertimbangkan untuk berhenti berkomunikasi dengan mereka.

Ketiga, upayakan untuk bertemu dengan seseorang secara tatap muka jika hubungan online Anda berkembang. Jika mereka selalu menghindari pertemuan ini, itu bisa menjadi tanda bahaya.

Love scamming adalah ancaman serius di dunia maya yang tidak saja dapat menyebabkan kerugian finansial dan emosional yang besar, tetapi juga akan merusak reputasi seseorang. Penting untuk selalu berhati-hati dan waspada saat berkenalan dengan orang baru secara online, serta mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dari penipuan berbalut “cinta” yang merusak.

Dengan kewaspadaan dan pemahaman yang tepat, kita dapat menjaga diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai dari bahaya love scamming.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

Mulai Whatsapp
Halooo...
Ada yang bisa dibantu? Whatsapp me...