Kesadaran akan pentingnya isu kemaritiman kembali digaungkan melalui seminar yang digagas oleh Stella Maris Batam bersama Kampus Institut Teknologi dan Bisnis Indobaru Nasional (IIBN), dan sukses diselenggarakan di Aula Pontianak, Kampus IIBN Batam, Sabtu pagi (21/6).

Kegiatan yang dihadiri oleh ratusan peserta ini menjadi ruang dialog yang hidup antara narasumber dan para peserta, utamanya kalangan muda, mengenai isu-isu penting yang berkaitan dengan kehidupan para pelaut, hak-hak mereka, serta peran generasi muda dalam memperjuangkan keadilan maritim.

Direktur Stella Maris Batam, RP. Ansensius Guntur, CS, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk membangun kesadaran publik—terutama generasi muda—terkait berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para pelaut. “Acara ini sepenuhnya digagas dan diorganisir oleh Relawan Muda Stella Maris Batam. Mereka menyiapkan seluruh rangkaian kegiatan ini dari awal hingga akhir. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kampus IIBN yang telah bersedia mendukung penuh acara ini dengan menyediakan tempat yang sangat representatif,” ujarnya.

Rektor IIBN, Dr. Jontro Simanjuntak, S.Pt., S.E., M.M., dalam sambutannya menyatakan bahwa pihak kampus merasa terhormat bisa menjadi bagian dari upaya edukasi publik. “Sebagai institusi pendidikan, kami memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi dalam menyuarakan isu-isu sosial, termasuk menyangkut keselamatan dan kesejahteraan pelaut, yang merupakan salah satu ujung tombak perekonomian nasional,” tegas Rektor.

Salah satu narasumber utama, RP. Heribertus Mangkur, CS, memaparkan bahwa secara prinsip, hukum internasional telah menetapkan perlindungan yang sangat baik terhadap hak-hak pelaut, seperti dalam konvensi MLC (Maritime Labour Convention). Namun, menurutnya, persoalan sering muncul dalam tataran implementasi, baik karena lemahnya pengawasan, kurangnya edukasi hukum kepada pelaut, maupun ketidakseimbangan relasi antara pekerja dan perusahaan.

Sementara itu, Vebri Carlon, mewakili Relawan Muda Stella Maris Batam, menjelaskan bahwa karya Stella Maris (internasional) telah lama berfokus pada isu-isu kemaritiman. “Di Batam, kami telah memulai karya ini, kami memberi advokasi, edukasi, dan pendampingan kepada pelaut dan keluarga pelaut, baik secara langsung maupun melalui jejaring kerja sama nasional dan internasional,” jelasnya.

Menariknya, seminar ini juga menghadirkan sudut pandang kaum muda melalui Widya Margaretha, seorang pegiat muda, yang menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam isu-isu maritim. “Anak muda punya peran strategis, baik melalui pendidikan, pengaruh media sosial, maupun aksi nyata seperti diskusi komunitas dan kampanye literasi maritim. Kesadaran harus dibangun sejak awal, agar tidak hanya pelaut yang peduli akan haknya, tetapi seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Seminar berlangsung dengan sangat interaktif. Banyak peserta aktif mengajukan pertanyaan kritis dan berdiskusi langsung dengan narasumber. Aula Pontianak Kampus IIBN tampak dipenuhi antusiasme peserta yang datang dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, palajar, aktivis, orang muda, dan pemerhati isu maritim.

Acara ini sekaligus menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan aktivis muda dalam mengarusutamakan isu-isu kemaritiman sebagai bagian dari pembangunan manusia Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *